Plularisme adalah ajaran yng menyatakan bahwa semua agama dalah sama dan keberan itu bersifat relatif sehingga kita tidak boleh merasa benar sendiri ,ajaran ini disebarkan di Indonesia untuk mengurangi potensi terjadinya konflik antar agama yang ada di Indonesia,namaun syangnya paham ini mengundang pertanyaan,kalau kebenaran itu bersifat relatif lalu yang manakah yang benar?,sekilas paham ini memang terkesan baik mengajak orang untuk tidak fanatik dan diharapkan tidak akan terjadi konflikantar pemerluk agama di Indonesia,namun ternyata paham ini sendiri secara tidak disadari mengajak untuk tidak percaya pada agama apapu,bagaimana bisa? tentu saja karena jika kita percaya kepada semuanya berarti sama saja kita tidak percaya kepada apapun misalanya seseorang sebut saja si A diberitahu oleh temanya si B,C,dan D tetnang warna sebuah bola si B berkata boal itu berwarna merah, si A pun percaya,kemudian si B mengatakan pada si A bahwa bola tersebut berwarna biru,si A pun percaya ,lalu si pun C berkata "bola itu berwarna hijau",dan si A pun percaya sekarang si B,C,dan D merasa puas karena sudah membuat si A percaya pada omongan mereka namun apakah si A benar-benar percaya pada omongan mereka tentu saja hanya si A yang tahuapakah di memang benar-benar percaya pada omongan mereka semua atau ia hanya mengiyakan agar si B.C,dan D merasa puas omongannya diterima oleh si A,mungkinkah si A percaya bahwa bola tersbut meiliki tiga warna yang berbeda ? bisa saja cerita ini seperti cerita orang buta yang meraba-raba gajah dan masin-masing orang buta memegang bagian yang berbeda sehingga memilik penapat yang berbeda tentang apa itu gajah,namun apabila bola ini hanya memiliki satu warna bisakah si A percaya bahwa bolatersebut hanya memiliki tiga warna?,tentu saja tidak karena jika ia mempercayai bola tersebut berwarna merah berarti ia tidak percaya bahwa bola tersebut juga berwarna hijau dan biru ,begitu juga sebaliknya kita tidak mungkin meyakini seluruh ajaran agama yang ada dan hanya dapat meakini kebenaran salah satu agama,mungkin setiap agama memiliki kesamaan yaitu emlarang perbuatan yang baik dan buruk secara umum namun dala msetiap agama ada perbuatan yang dipadnang secara berbeda oleh setiap agama misalnya minuman keras,ada agama yang melarang minuman keras secara mutlak,ada yang tidak melarangnya,dan ada juga agama yang melarang minuman keras hanya untuk kalangan pemuka agama saja
Apakah dengan menolak plularisme berarti kita adalah orang-orang yang tidak toleran?,menurut saya tidak karena toleransi beragama tidak harus dilakukan degnan meyakini ajaran agama lain tetapi cukup dengan menghirmati penganut agama lain dengan tidak menghina agama dan Tuhannya serta hidu pberdampingan dengan baik dan jangan membawa-bawa masalah yang sebenarnya tidak ada hubungannya secara langsung dengan agama mislanya sekelompok anak kecil sedang bermain bersama lalu kemudian salah stu orang anak diantara mereka menjahili temannya kemudian temannya tersebutpun marahdan malah mengejek agama anak yang menjahilinya,padahal yang bersalah dalam permasalahan ini adalah kelakuan si anak yang jahil namun jika sudah membawa agama pasti akan sangat sulit untuk diselesaikan seandainya saya seagam dengan anak yang jahil itu dan saya melihat anak tersebut menjahili temanya saya pasti aka nmarah pada anak yang menjahili temannya walaupun iaseagama dengan saya namun ketika si korban kejahilan itu menghina agmaa saya ,sayapun menjadi amrah pada anak yang menjadi korban kejahilan itu sehingga mau tidak mau saya berada di pihak yang sasma dengan sianak jahil,jika sudah demikian maka saya pun akan bertingakh"fanatikk"karane agama saya sudah dihina,seperti itulah gambaran konflik antar pemelukagama yang ada di lingkungan kita sebagian konflik tidak diawali degnan seseorang yang memepertanyakan keyakinan orang lain tetapi dari omongan-omongan yang dianggap "sepele' oleh karena itulah kita harus berhati-hati dalam berbicara dan tidak mudah menghina dan mgolok-olok orang lain karena jika hal ini sudah menjadi kebiasaan maka bukan tidak mungkin suatu saat lidah kita terpeleset dan menyasar ranah agama,konflik antar umat beragam seperti ini tidak dipicu oleh kelompok "ekstrimis" tetapi oelh orang-orang biasa yang keseharianya pun biasa saja dan jauh dari akta "radikal" tetapi oleh orang yang tidak bisa mengontrol perilaku dan ucapannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar